Cita-cita

Dulu Obin pengen jadi astronot. Terus berubah. Obin pengen jadi penyelam, katanya. Sekarang ini, kalau Bunda tanya, "Obin cita-citanya apa sih?"

"Obin mau jadi arsitek," begitu kata Obin mantap.

"Lho, bukan mau jadi penyelam lagi?"

"Oh, bukan..."

"Astronot?" tanya Bunda lagi.

"Bukan." Obin menggeleng.

"Dokter? Pemain musik? Guru?" Bunda masih iseng nanya sederetan profesi yang lain.

"Gak. Obin mau jadi arsitek."

"Kenapa?"

"Asik. Bisa bikin macem-macem gedung."

---

Buat Ayah:

Ayah dan Obin sekarang (kadang) kayak kucing dan anjing (atau kayak kucing dan tikus?). Hehehe, abis Ayahnya suka jahil sih... Obin sekarang lagi masa-masanya teriak-teriak kalo Ayah mau cium atau peluk Obin. Terus gak mau dibantuin Ayah, dan sebagainya... dan sebagainya...

Tapi Ayah, cita-cita Obin sekarang itu (walaupun besok mungkin berubah lagi :p) ... He just wants to be like you :)

There are little eyes upon you
and they're watching night and day.

There are little ears that quickly
take in every word you say.

There are little hands all eager
to do anything you do;

And a little boy who's dreaming
of the day he'll be like you.

...
For the little boy who's waiting
to grow up to be like you.

Little Eyes Upon You, by: unknown

Mesin Hebat yang Bikin Nginap

Obin beberapa minggu yang lalu ada pengalaman pertama lagi. Menginap sendiri tidak sama Bunda dan Ayah.

Hebat memang daya tarik game komputer. Nama game-nya adalah incredible machine. Game lawas sih. Tapi masih gres bagi Obin. Lebih-lebih ini adalah jelmaan kegemarannya mengarang hayal tentang mesin. Biasanya sih, dia senang menggambarkannya di atas kertas saja. “Ini mesin yang bisa meledak, Nda.” kata Obin. “Ayah, ini pipa air bersih, air ini akan mengalir ke pipa yang ini. Nanti akan dipancarkan ke sini,” cerita lain Obin tentang gambar mesin ciptaannya.

Dengan kegemaran ini, bisa dibayangkan kan, bagaimana senangnya dia ketika lihat ada game “incredible machine” di tempat tinggal Kiki, sepupunya. Setelah sepanjang hari main tapi bergiliran dan tidak senang karena hanya sebentar-sebentar mainnya, menjelang magrib Obin masih gak mau pulang. Ayah iseng nanya, “Nginep aja, ya?” Pikir-pikir hanya sebentar, Obin segera meng-iya-kan. Malah Bunda dan Ayah yang jadi menganga, “Bener, nih?”
“Iya, bener.”

Alhasil, malamnya Ayah dan Bunda kesepian. Gak ada yang teriak-teriak, cerita-cerita, dan nyanyi, dan nangis. Ayah sampai bilang gini, “Kangen ya. Gimana kalo kita samperin aja?” Akhirnya gak jadi kami samperin sih. Lagian ini kan pengalaman pertamanya menginap di tempat “asing” tanpa kami. Langkah besar baginya. Meski demi bermain game, hehehe. Dan, kabar dari uwaknya, Obin malamnya hanya tidur sebentar. Dia begadang sampai pagi dengan alasan gak bisa lelap lagi. Padahal sih, demi main game tanpa disela ‘teman-teman’ kecilnya.

---

Ini salah satu dari sekian banyak mesin ciptaan Obin di Incredible Machine. Namanya adalah Mesin Penyala Kipas Angin, begitu kata Obin. :)