Ngompol

Setelah enam malam sukses tidur tanpa diaper, tadi malam Obin ngompol! Tempat tidur jadi basah kebanjiran pipis. Mudah-mudahan sekarang Obin jadi ngerti kalo pipis sebelum bobok itu penting banget. Oke, Bin?!

Mesin Cuci (2)



Obin memang suka mesin cuci. Tapi… masak sih sampai harus masuk ke dalam mesin cuci, sayang? :-)

Hari itu, tiba-tiba terdengar suara Obin menangis dari arah dapur. Mbak dan Om Paidi lari tergopoh-gopoh. Bunda dari kamar juga langsung lari. Sampai di dapur, Bunda tinggal melihat Obin sudah ada di gendongan Mbak, masih menangis, diiringi penjelasan Om, “Masuk ke mesin cuci!!! Nyangkut setengah badan!!!”. Sekilas Bunda lihat, ada kursi plastik terjatuh dekat mesin cuci dan ada penutup mesin cuci* yang masuk ke dalam bak mesin cuci. Kok bisa???

Setelah lumayan lama Obin menangis tersedu-sedu di pelukan Bunda (pasti ia kaget sekali), akhirnya Obin menjelaskan, “Tadi Obin mau ambil sabun**… Embak mau mandi… Obin naik pake kursi….”

Jelas sudah… Tadi berarti Obin menarik kursi plastik itu, lalu dengannya naik ke atas mesin cuci untuk mengambil detergen yang ada di rak di atas mesin cuci… Tapi ketika ia menginjak tutup mesin cuci, tutup itu jatuh, dan masuk pula lah separuh badan Obin ke dalam mesin cuci itu… Oalah… Bin… Bin…

* Mesin cuci dengan dua bak terpisah untuk mencuci dan membilas/ memeras, tutupnya ada di bagian atas.
** Detergen

Ular



Suatu hari, Bunda terima SMS dari Wak Neng, “Kalo mau ajak Obin foto dengan ular, dateng aja ke sekolah alam…”

Maka pergilah Obin dan Bunda ke sana. Sebelum pergi, seperti biasa Obin semangat, waktu Bunda cerita tentang melihat dan foto dengan ular. Tapi seperti biasa juga, kalau udah di ‘lokasi’ mendadak Obin agak ragu dan takut. Hehehe…

Setelah pelan-pelan dibujuk dan melihat kakak-kakak yang lain difoto juga, akhirnya Obin mau juga difoto bersama ular ini. Tapi lihatlah tampang Obin yang melihat dengan ‘penuh kewaspadaan’ itu… Hehehe, tampang yang sama juga ditunjukkan Obin pada foto “Obin eh Ayah… dicium lumba-lumba” dan juga foto “Obin dan orang-utan”.

Fisioterapi

Hari ini Obin ke dokter (akhirnya). Dan benar, lendirnya banyak sekali dan kental, sehingga batuknya gak sembuh-sembuh. Dokter menyarankan untuk fisioterapi uap.

Ketika menunggu giliran fisioterapi, Bunda mikirin gimana caranya supaya Obin mau dan gak takut. Apalagi tadi itu Obin lagi agak bad mood dan rewel (maklum masih sakit). Waktu ada kesempatan untuk melihat ke dalam, ketika pintunya terbuka, Bunda menceritakan apa yang dilakukan dengan masker dan selang itu, dan mengandaikannya seperti yang dilakukan astronot. Bunda tadinya pikir ini ide yang bagus, karena Obin lagi suka cerita astronot. Awalnya Obin semangat dong denger cerita Bunda...

Tapi ternyata ketika tiba gilirannya Obin masuk... hehe... tetap menolak dan memberontak dia. Setengah 'paksa' Obin Bunda gendong masuk. Bunda ikut duduk di atas tempat tidur pasien, memangku Obin, dengan harapan Bin bisa merasa lebih tenang kalau dipangku Bunda. Tapi ternyata masih panik dong. Suster yang bertugas pun tidak terlalu banyak ikut membujuk, dan langsung menempelkan masker itu di mulut dan hidung Obin.

"Sudah... sudah... cukup... cukup!", teriak Bin sambil meronta-ronta, menangis, dan berusaha menarik selang dan masker. Hehe... Bunda di tengah-tengah 'kepanikan' jadi senyum-senyum juga mendengar kata-kata Obin ini.

Obin kecil-kecil gini tenaganya cukup kuat juga, sehingga supaya masker itu tetap terpakai, Obin sampai harus direbahkan dan dipegangi tangan serta kakinya. Bunda gak sampai hati melihatnya. Akhirnya Bunda cuma kepikiran untuk menyuruhnya memeluk Bunda...

"Obin peluk Bunda aja ya...", bisik Bunda di telinga Bin. Bunda ikut berbaring miring di sebelah Bin, dengan sebelah tangan memeluknya, dan menyuruhnya memeluk Bunda juga. Ajaib... mendadak Obin jadi tenang... sambil mendengarkan Bunda menjelaskan dengan pelan apa yang sedang Obin alami, "Tenang sayang, ini cuma uap yang ada obatnya kok... biar lendir di dada Obin bisa keluar. Sebentar lagi juga selesai... Wah, Obin jagoan. I love you..."

Kadang memang penjelasan yang logis dan penuh ketenangan lebih manjur buat Obin... Cuma gak selalu berlaku seperti ini sih... hehehe....

***

Sesampai di rumah, kalo ditanya "Obin tadi abis terapi ya?"
Jawabnya, "Iya... Obin gak takut kok... soalnya Obin udah gede!!!"

Tapi kalo ditanya, "Tadi Obin nangis gak?"
Jawabnya, "Nangis..."

:-)

Obin Naik Kuda


kuda putar


kuda beneran

bandung, februari 04

Pintu

Setahun yang lalu, Obin masih belum bisa membuka pintu sendiri. Obin akan menangis bila ingin keluar kamar tapi tidak ada yang menolong untuk membuka pintu.

Lalu Obin tambah besar… Obin udah bisa menarik gagang pintu sendiri. Gak perlu lagi bantuan bunda atau ayah untuk membuka dan menutup pintu. Obin mulai senang main pintu, bolak-balik tutup buka pintu, sampai bunda takut Obin kejepit pintu… sampai akhirnya Obin bosan dengan pintu…

Lalu Obin tambah besar lagi… Obin mulai bisa memutar anak kunci pada pintu. Obin mulai senang lagi sama pintu. Sampai akhirnya terkunci sendiri di dalam kamar, tidak bisa membuka pintu. Hmm… setelah dua kali terkunci di kamar (yang sekali lagi di rumah embah, kunci pintunya berupa kenop), akhirnya Obin belajar untuk tidak lagi main-main dengan pintu. Setidaknya sampai Obin tambah besar lagi nanti, sampai Obin sudah mahir buka kunci pintu sendiri.


"menangis ingin buka pintu" - Feb 2003

Papan Tulis Obin

Wah, bunda udah lupa sejak kapan tepatnya… tapi papan tulis (white board) besuaaar ini sudah lama sekali dipasang ayah di kamar Obin. Papan tulisnya selebar salah satu dinding kamar dan lebih tinggi dari Obin. Supaya Obin leluasa mencoret-coret, kata ayah.

Obin senang sih mencoret-coret di sana... Tapi dulu itu, Obin terlihat jauh lebih seneng dengan pekerjaan menghapus! Yap, menghapus papan tulis dengan tissue basah. Rajin banget deh… sampe bersih…

Ayah dan bunda, sering ngomong gini ke Obin, “Obin kalau gambar-gambar, tulis-tulis, tempatnya di papan tulis, atau di kertas, di buku ya… bukan di dinding, atau di seprai… “ Atau begini, “Bin, coret-coret di sini bagus (nunjuk papan tulis), kalau di sini (nunjuk seprai tempat tidur) gak bagus ya… Soalnya kalo di papan tulis bisa dihapus, kalo di ssprai gak bisa…” Lumayan juga sih, Obin jadi ngerti. Obin kadang malah yang ngasih tahu, “Di sini bagus, di sini gak bagus.” Tapi… hehehe satu dua kali bunda kecolongan juga, dengan coretan besar di beberapa dinding,, seprai, pintu lemari, dan di layar monitor komputer….



"papan tulis Obin" - Juli 2003

Setelah Sekian Lama

Dengan adanya Hello-photoblogging dari Blogger, bunda mendadak jadi semangat buat nerusin lagi blognya Obin. Hm… sekarang jadi lebih gampang buat merekam hari-hari, perubahan, pertumbuhan, perkembangan Obin (yang luar biasa)…

Bunda juga mau cerita beberapa hal yang sempat terlewatkan beberapa bulan ini…

lari-lari


"obin... berenti dulu dong lari-larinya... bunda mau foto nih...."
(Taman Mini - Mei 2004)